KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “JARINGAN GMS (GPRS)”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas pada mata kuliah “KOMUNIKASI DATA”.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penyusuni mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
MEDAN,
16 JANUARI 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah
GPRS EDGE
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
GPRS
B. Struktur
jaringan
C. Cara kerja
GPRS
D. Tehnik Pengkodean
E. Metode
keamanan informasi
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
Ø SEJARAH
GPRS EDGE
Kemunculan
GPRS didahului dengan penemuan telepon genggam generasi 1G dan 2G yang kemudian
mencetuskan ide akan penemuan GPRS. Penemuan GPRS terus berkembang hingga
kemunculan generasi 3G, 3,5G, dan 4G. Perkembangan teknologi komunikasi ini
disebabkan oleh keinginan untuk selalu memperbaiki kinerja, kemampuan dan
efisiensi dari teknologi generasi sebelumnya.
§ Generasi 1G: analog, kecepatan rendah
(low-speed), cukup untuk suara. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS
(Analog Mobile Phone System).
§ Generasi 2G: digital, kecepatan rendah -
menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT. 2G merupakan jaringan telekomunikasi
seluler yang diluncurkan secara komersial pada GSM di Finlandia oleh Radiolinja
pada tahum 1991.
§ Time Division Multiple Access (TDMA):
membagi frekuensi radio berdasarkan satuan waktu. Teknologi ini memungkinkan
untuk melayani beberapa panggilan secara sekaligus melakukan
pengulangan-pengulangan dalam irisan waktu tertentu yang terdapat dalam satu
channel radio.
§ Personal Digital Cellular: Cara kerja
mirip dengan TDMA, PDC lebih banyak digunakan di negara Jepang.
§ iDEN: teknologi berbasis CDMA dengan
arsitektur GSM memungkinkan untuk membuka aplikasi Private Mobile Radio dan
Push to Talk.
§ Digital European Cordless Telephone:
teknologi ini berbasis TDMA digunakan untuk keperluan bisnis dalam skala
menengah ke atas.
§ Personal Handphone Secvice: teknologi ini
tidak jauh berbeda dengan DECT, kecepatan transmisinya jauh lebih cepat dan
digunakan dalam lingkungan yang lebih luas.
§ IS-CDMA: Teknologi ini meningkatkan
kapasitas sesi penelponan dengan menggunakan metode pengkodean yang unik untuk
setiap kanal frekuensi yang digunakan.
§ GSM: teknologi GSM menggunakan sistem TDMA
dengan alokasi kurang lebih delapan di dalam satu channel frekuensi sebesar
200kHz per satuan waktu. Kelebihan dari GSM ini adalah interface yang tinggi
bagi para provider dan penggunanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
Ø PENGERTIAN
GPRS
GPRS
(singkatan bahasa Inggris: General Packet Radio Service, GPRS) adalah suatu
teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat jika
dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau CSD. Sering
disebut pula dengan teknologi 2,5G.
GPRS
merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip
'tunnelling'. Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara
kasar sampai 160 kbps dibandingkan dengan 9,6kbps yang dapat disediakan oleh
rangkaian tersakelar GSM.
GPRS
merupakan teknologi baru yang memungkinkan para operator jaringan komunikasi
bergerak menawarkan layanan data dengan laju bit yang lebih tinggi dengan tarif
rendah ,sehingga membuat layanan data menjadi menarik bagi pasar massal. Para
operator jaringan komunikasi bergerak di luar negeri kini melihat GPRS sebagai
kunci untuk mengembangkan pasar komunikasi bergerak menjadi pesaing baru di
lahan yang pernah menjadi milik jaringan kabel, yakni layanan internet. Kondisi
ini dimungkinkan karena ledakan penggunaan internet melalui jaringan kabel
(telepon) dapat pula dilakukan melalui jaringan bergerak. Layanan bergerak yang
kini sukses di pasar adalah, laporan cuaca, pemesanan makanan, berita olah raga
sampai ke berita-berita penting harian. Dari perkembangan tersebut, dapat
dirasakan dampaknya pada kemunculan berbeagai provider HP yang bersaing
menawarkan tarif GPRS yang semakin terjangkau.
Dalam
teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps,
sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer,
''notebook'' dan ''handheld computer''. Namun, dalam implementasinya, hal
tersebut sangat tergantung faktor-faktor sebagai berikut:
§ Konfigurasi dan alokasi time slot pada level
BTS
§ Software yang dipergunakan
§ Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang
digunakan
Ini
menjelaskan mengapa pada saat-saat tertentu dan di lokasi tertentu akses GPRS
terasa lambat, bahkan lebih lambat dari akses CSD yang memiliki kecepatan 9,6
kbps.
Ø STRUKTUR
JARINGAN
• Secara umum General Packet Radio
Service atau GPRS adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan
penerimaan data lebih cepat jika dibandingkan dengan penggunaan teknologi
Circuit Switch Data atau CSD.
• Jaringan GPRS merupakan jaringan
terpisah dari jaringan GSM dan saat ini hanya digunakan untuk aplikasi
data.Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :
– GGSN; gerbang penghubung jaringan GSM
ke jaringan internet
– SGSN; gerbang penghubung jaringan
BSS/BTS ke jaringan GPRS
– PCU; komponen di level BSS yang
menghubungkan terminal ke jaringan GPRS
• Secara teori kecepatan pengiriman
data GPRS dapat mencapai 115 kb/s. Namun dalam implementasinya sangat
tergantung dari berbagai hal seperti :
– Konfigurasi dan Alokasi time slot di
level Radio/BTS
– Teknologi software yang digunakan
– Dukungan ponsel
• Ini menjelaskan mengapa pada
saat-saat tertentu; di lokasi tertentu; akses GPRS terasa lambat; dan bahkan
bisa lebih lambat dari akses CSD yang memiliki kecepatan 9,6 kb/s
GPRS
yang termasuk dalam kelas 2.5 G merupakan standard komunikasi data di jaringan
GSM yang kecepatan transfernya mencapai 115 kbps. Dengan adanya GPRS ini
jaringan GSM bisa memisah paket data kecepatan tinggi dengan suara. Dengan
adanya GPRS ini pengguna bisa terus terkoneksi ke internet. Pengguna tidak
perlu dial up terus menerus ketika akan melakukan koneksi ke internet. Dengan
menggunakan media GPRS ini, biaya internet dihitung berdasarkan banyaknya data yang dikirim/diterima.
GPRS
disebut teknologi 2.5 G karena merupakan langkah awal menuju teknologi transfer
data kecepatan tinggi lewat jaringan nirkabel (3G). Sehingga sering
disebut-sebut sebagai teknologi kunci untuk data bergerak. Secara rinci ada
beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bahwa GPRS merupakan teknologi kunci
untuk data bergerak, yakni;
• mampu memanfaatkan kemampuan cakupan
global yang dimiliki GSM (2G)
• memperkaya utiliti investasi untuk
perangkat GSM yang sudah ada
• merupakan teknologi jembatan yang
bagus menuju generasi ke 3
• berbasis paket data yang lebih
efiesien dalam penggunaan sumber daya
• memiliki laju data sampai 115 kbps
yang berarti dua kali lipat daripada koneksi 'dial up' yaitu 56 kbps.
Dengan
adanya GPRS ini operator GSM dapat menambah layanan bagi para
pengguna.
Pengguna tidak hanya bisa melakukan komunikasi suara namun juga bisa melakukan
komunikasi data. Beberapa layanan yang berkembang dengan adanya jaringan GRPS
ini antara lain:
• MMS (Multimedia Messaging System),
dengan MMS ini pengguna bisa mengirimkan pesan dalam bentuk multimedia (suara,
klip video, gambar).
• Traffic Monitoring, dengan layanan
ini pengguna bisa melihat keadaan lalu lintas di suatu tempat seacara real
time, dengan maksud agar mengetahui daerah mana yang lalu lintasnya padat dan
daerah mana yang lalu lintasnya sepi.
• VOIP (Voice Over IP), layanan ini
biasanya digunakan antar pengguna PDA.
Pemakai PDA pertama harus
menginstal suatu program terlebih dahulu baru bisa menggunakan VOIP. Teknologi ini akan
efektif bila tarif GPRS dihitung secara flat, sehingga walaupun banyak data
yang ditransfer namun harga yang dibayarkan tetap sama.
Ø CARA
KERJA GPRS
SGSN
bertugas :
·
Mengirim paket ke Mobile Station (MS)
dalam satu area
·
Mengirim sejumlah pertanyaan ke HLR
untuk memperoleh profile data pelanggan GPRS (management mobility)
·
Mendeteksi MS-GPRS yang baru dalam suatu
area servis yang menjadi tanggung jawabnya (location management)
SGSN dihubungkan ke BSS pada GSM dengan
koneksi Frame Relay melalui PCU (Packet Control Unit) di dalam BSC
GGSN
bertugas :
·
Sebagai interface ke jaringan IP
external seperti : public internet atau mobile service provider
·
Meng-update informasi routing dari PDU
(Protokol Data Units) ke SGSN.
GPRS
menggunakan sistem komunikasi packet switch sebagai cara untuk mentransmisikan
datanya. Packet switch adalah sebuah sistem di mana data yang akan
ditransmisikan dibagi menjadi bagian-bagian kecil (paket) lalu ditransmisikan
dan diubah kembali menjadi data semula. Sistem ini dapat mentransmisikan ribuan
bahkan jutaan paket per detik. Transmisi dilakukan melalui PLMN (Public Land
Mobile Network) dengan menggunakan IP backbone. Karena memungkinkan untuk pemakaian
kanal transmisi secara bersamaan oleh pengguna lain maka biaya akses GPRS,
secara teori, lebih murah daripada biaya akses CSD.
GPRS
didesain untuk menyediakan layanan transfer packet data pada jaringan GSM
dengan kecepatan yang lebih baik dari GSM. Kecepatan yang lebih baik ini
didapat dengan menggunakan Coding Scheme (CS) yang berbeda dari GSM.
EDGE
adalah sebuah cara untuk meningkatkan kecepatan data pada radio link GSM.
Dengan menggunakan teknik modulasi dan coding scheme yang berbeda dengan system
GPRS sebelumnya, serta dengan melakukan pengaturan pada protocol radio link-nya,
EDGE menawarkan kapasitas dan thoughput yang secara significant jauh lebih
besar dari yang dimiliki oleh system GPRS. Jadi secara umum ada tiga aspek
teknik baru pada EDGE jika kita bandingkan dengan GPRS, yaitu :
•
Teknik Modulasi
•
Teknik Coding
•
Radio Access Network (RAN)
Modulasi
pada EDGE
Untuk
mendapatkan kecepatan transfer yang lebih tinggi dari GPRS yang menggunakan
modulasi GMSK (Gausian Minimum Shift Keying), EDGE menggunakan teknik modulasi
yang berbeda dengan GPRS yaitu 8PSK (8-Phase Shif Keying). Gambar dibawah ini
menunjukan visualisasi dari modulasi GMSK pada GPRS dan 8PSSK pada EDGE yang
digambarkan pasa sebuah diagram I/Q, dimana I adalah sumbu real dan Q adalah
sumbu imajiner.
Dengan
menggunakan modulasi 8PSK, sebuah symbol dikodekan dengan menggunakan 3 bit,
sedangkan pada GMSK sebuah symbol dikodekan dengan 1 bit. Karena GMSK dan 8PSK
mempunyai simbol rate yang sama, yaitu sebesar 270 ksimbol/s, maka secara
keseluruhan modulation rate pada 8PSK akan menjadi 3 kali lebih besar daripada
GMSK, yaitu sebesar 810 kb/s.
Jika
kita perhatikan dari gambar visualisasi modulasi GMSK dan 8PSK di atas, jarak
antar simbol pada 8PSK adalah lebih pendek daripada jarak antar simbol pada
GMSK, karena dalam 8PSK ad 8 simbol sedengkan pada GMSK hanya ada 2 simbol.
Makin pendek jarak antar simbol mengakibatkan besar level sinyal antar satu
simbol dengan simbol lainnya lebih susah untuk dibedakan. Sehingga kemungkinan
terjadinya error lebih besar. Tapi pada kondisi sinyal radio yang cukup baik,
perbedaan jarak antar simbol ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kwalitas
data yang dikirim. Pada saat kondisi sinyal radio yang buruk, maka diperlukan
penambahan extra bit yang akan digunakan sebagai sebagai error correction,
sehingga data yang salah diterima dapat diperbaiki. Sehingga kwalitas data pada
EDGE tidak kalah dengan kwalitas data pada GPRS yang menggunakan MPSK. Lagi
pula, dalam EDGE juga digunakan modulasi MPSK yang digunakan pada CS1 sampai
dengan CS4 - nya, dan juga dalam EDGE ada proses “packet adjustment” yang dapat
merubah jenis CS yang digunakan bila terjadi kesalahan pada data yang dikirim.
Mekanisme “packet adjustment” ini akan dijelaskan selanjutnya pada su bab
Coding Scheme.
Ø TEHNIK
PENGKODEAN
Pada
EDGE dikenal 9 macam teknik coding, yaitu MCS (Modulation Coding Scheme ) 1
sampai dengan MCS9. Sedangkan pada GPRS hanya digunakan 4 buah teknik coding,
yaitu CS (coding Scheme) 1 sampai dengan SC4. Empat teknik coding pertama pada
EDGE, MCS1 sampai dengan MCS4, menggunakan modulasi GMSK, sama seperti yang
digunakan pada GPRS. Sedangkan 5 teknik coding lainnya, MCS5 sampai dengan
MCS9, menggunakan modulasi 8PSK. Gambar di bawah ini menunjukan jenis teknik
modulasi yang digunakan pada GPRS dan EDGE beserta kecepatan maksimum yang
dapat dicapai.
Baik
pada GPRS ataupun EDGE, tingkatan Coding Scheme yang lebih tinggi menawarkan
kecepatan data yang lebih tinggi pulaTtapi di samping itu, makin tingggi
tingkatan coding scheme-nya, maka ketehanannya terhadapa error makin rendah.
Artinya Makin tinggi kecepatan packet data, maka makin mudah paket data itu
mengalami kesalahan dalam pengirimannya. Hal ini karena, makin tinggi tingkatan
coding schemenya, maka tingkatan mekanisme “error correction” yang digunakan
makin rendah.
Walaupun
MCS1 sampai dengan MCS4 pada EGDE sama-sama menggunakan modulasi GMSK seperti
CS1 sampai dengan CS4 pada GPRS, tetapi keduanya memiliki kecepatan yang
berbeda. Hal ini karena adanya penggunaan header yang berbeda. Pada EDGE,
packet datanya mengandung header yang memungkinkan dilakukannya re-segmentasi
packet data. Artinya, apabila suatu packet data dikirimkan dengan menggunakan
level coding scheme yang tinggi (kecepatan lebih tinggi, error correction
kurang) dan data tidak diterima dengan baik pada sisi penerima. Maka setelah
dilakukan permintaan pengiriman ulang (re-transmition) packet data yang salah
terima itu, pada pengiriman selanjutnya, coding scheme yang digunakan dapat
diganti dan disesuaikan dengan kondisi radio interface. Artinya, pada
pengiriman selanjutnya, packet data akan dikirimkan dengan menggunakan coding
scheme yang lebih rendah, yang memiliki mekanisme error correction yang lebih
baik. Sehingga diharapkan pada pengiriman kedua ini data dapat diterima dengan
baik di sisi penerima. Sedangkan pada GPRS, re-segmentasi packet data ini tidak
dapat dilakukan. Sehingga apabila suatu packet data telah dikirim dengan
menggunakan suatu coding scheme tertentu. Maka walaupun data titerima salah di
sisi penerima, pada saat pengiriman berikutnya,data tetap akan dikirim dengan
menggunakan coding scheme yang sama. Sehingga kemungkinan packet data itu salah
diterima di sisi penerima masih sama besar dengan sewaktu pengiriman pertama.
Dengan demikian dapat dicapai keseimbangan antara kecepatan transfer dan
kwalitas data yang ditransfer.
Keamanan Jaringan GPRS
Dalam
membahas mengenai masalah keamanan dalam suatu jaringan ada 3 hal yang harus
diperhatikan yaitu confidentiality, integrity dan availability.
• Confidentiality
Data-data dalam
jaringan harus aman dari tangan-tangan yang tidak berhak. Untuk menjaga data
agar bisa memenuhi target confidentiality, data sebelum ditransmisikan dalam
jaringan dienkripsi terlebih dahulu.
• Integrity
Data-data yang melewati
jaringan harus tetap dalam keadaan utuh dan mengandung informasi yang
sesungguhnya seperti pada saat dikirimkan. Sehingga untuk menjaga agar data
tidak hilang/rusak harus ada error checking terlebih dahulu, baik pada
saat/setelah melakukan enkripsi dan transfer data.
• Availablity
Khusus untuk jaringan
GPRS data-data yang ada pada jaringan harus dapat diakses tanpa ada batasan
waktu.
Berdasarkan ketiga hal
yang harus diperhatikan dalam keamanan jaringan diatas, dapat diketahui siapa
saja yang berpotensial untuk mengacaukan masalah keamanan (penyerang),
selanjutnya teknik-teknik apa saja yang bisa dilakukan penyerang untuk
mengacaukan keamanan. Dan yang paling utama adalah bagian mana saja dalam
jaringan GPRS yang dapat dikacaukan.
Penyerang
Untuk menjadi penyerang
dalam keamanan jaringan GPRS. Ada dua kategori utama yang berpotensial, yaitu :
a. Penyerang dari luar
Penyerang ini berasal dari luar operator dan
dari luar pengguna jaringan GPRS. Yang termasuk dalam penyerang dari luar
adalah :
• Cracker
Cracker mengarah ke penyerang yang berasal
dari jaringan di luar jaringan lokal GPRS, biasanya berasal dari jaringan
Internet. Cracker ini biasanya mempunyai tujuan untuk merusak system. Namun
tidak jarang cracker ini mencuri
data-data dari jaringan GPRS dan menjualnya ke pihak lain guna mendapatkan
keuntungan.
• Sub Kontraktor
Sub kontraktor adalah
pihak ketiga yang biasanya dikontrak oleh pihak operator untuk memasang atau
mengupgrade jaringan selular. Pihak ini biasanya tidak berniat untuk melakukan
perusakan, namun bila pihak ini melakukan kesalahan dalam melakukan pemasangan
jaringan, bisa menyebabkan masalah keamanan yang cukup fatal. Sub kontraktor
bisa menjadi penyerang yang sangat potensial, mereka mempunyai akses ke
jaringan dan bisa saja mengambil data-data penting dari pihak operator dan
menjualnya ke operator yang lain.
• Rekanan
Rrekanan ini adalah
pihak ketiga yang menyediakan dukungan penuh agar jaringan GPRS berjalan dengan
semestinya, seperti ISP (Internet Service Provider). ISP menyediakan akses
jaringan lokal GPRS ke jaringan internet. Sama seperti subkontraktor, pihak
rekanan biasanya tidak berniat melakukan perusakan namun karena rekanan
memegang salah satu kunci jalannya jaringan GPRS, bisa saja mereka menjadi
perusak yang handal.
• Pihak Keamanan
Pihak keamanan ini bisa dari pihak kepolisian atau pihak
militer.Pihak keamanan ini bisa melakukan pencurian data secara diam-diam
(menyadap) di jaringan GPRS dengan segala macam teknik. Pencurian ini biasanya
berhubungan dengan operasi intelejen. Selain itu pihak keamanan sering
melakukakan jamming (mengacaukan sinyal GSM), sehingga sinyal GSM dalam area
tertentu sinyalnya menghilang.
b. Kategori yang kedua adalah penyerang
dari dalam jaringan GPRS itu sendiri.
Penyerang ini bisa
berasal dari sesama pengguna GPRS ataupun dari pihak operator GPRS sendiri.
Dari pihak operator GPRS bisa berupa pekerja yang dengan sengaja membocorkan
data-data ke pihak lain dengan motif tertentu (misalnya: ekonomi).
Teknik Penyerangan
Teknik-teknik
penyerangan ini sebenarnya bertujuan untuk menyerang salah
satu atau beberapa
topik bahasan keamanan yaitu confidentiality, integrity dan availability data.
Berikut adalah beberapa teknik yang bisa dilakukan penyerang dalam jaringan
GPRS:
• Pencurian
Pencurian benda secara
fisik seperti pencurian telepon selular, SIM Card, PDA, PC. Pencuri bisa
mengambil data-data yang ada dalam benda yang dicurinya, atau menggunakan SIM
Card curian untuk mengakses jaringan GPRS sehingga tanpa harus membayar tagihan
internet.
• Jamming
Jamming adalah aksi
untuk mengacaukan sinyal GSM di suatu tempat. Dengan teknik ini sinyal GSM bisa
di-ground-kan, sehingga sinyal GSM tidak bisa ditangkap sama sekali.
• DOS (Denial Of Service)
Teknik penyerangan ini bisa membuat jaringan GPRS tidak
bisa diakses karena salah satu atau beberapa server yang diserang menjadi
crash. Cara untuk membuat server crash, biasanya dengan mengirim paket yang
berukuran besar dan terus menerus ke sebuah server. Karena paket yang diterima
jumlahnya sangat besar, sehingga server tidak mampu melayani lagi dan akhirnya
crash yang menyebabkan jaringan menjadi collaps.
• Eavesdropping
Eavesdropping merupakan teknik untuk menyadap aliran data
dalam jaringan GPRS dengan menggunakan program tertentu yang diletakkan di
sebuah server. Program tersebut berfungsi untuk menyalin aliran data dan
salinan tersebut dikirim ke penyerang.
Masalah keamanan dalam
jaringan GPRS , yaitu:
a. Keamanan di MS (SIM Card, telepon
selular, PDA, PC)
Masalah keamanan yang
sering muncul pada bagian ini adalah, pencurian terhadap telepon selular / PC.
Selain itu biasanya pencuri akan mengclonning SIM Card pengguna agar si pencuri
dapat mengakses internet melalui koneksi GPRS secara gratis. Pencuri juga dapat
mengambil data-data penting yang ada di MS.
b. Keamanan jaringan
antara MS dan SGSN.
Ini termasuk keamanan
sinyal di udara ketika terjadi komunikasi antara MS dan BSS. Dalam hal ini data
dari MS akan dikirim ke jaringan GPRS Backbone dengan melalui BSS dan akhirnya
akan sampai ke SGSN. Data yang dikirim tersebut akan ditransmisikan melalui
gelombang radio. Pada bagian inilah dapat dilakukan jamming. Dengan adanya
jamming di jaringan, maka data-data yang ada dalam jaringan GPRS tidak dapat
diakses.
c. Keamanan jaringan GPRS backbone.
Biasanya terjadi pada komunikasi antara SGSN dan GGSN. Teknik
penyerangan yang dilakukan dalam GPRS backbone ini adalah dengan cara menyadap
aliran data dalam jaringan GPRS. Dengan melakukan hal tersebut, seseorang dapat
mengubah data billing dalam koneksi GPRS yang dapat menyebabkan perubahan tarif
dalam melakukan koneksi.
Jaringan GPRS backbone
merupakan jaringan IP based sehingga sangat rentan terhadap serangan DOS
(Denial Of Serveice), baik serangan dari jaringan internet atau dari jaringan
internal. Serangan DOS dari jaringan internet biasanya susah untuk dilakukan,
karena ada firewall di antara jaringan lokal GPRS dengan jaringan internet.
Yang paling memungkinkan adalah serangan DOS dari jaringan internal sendiri.
d. Kemanan antara
jaringan operator yang berbeda.
Dibagian ini server yang digunakan adalah BG(Border
Gateway) yang menjadi perantara antara 2 operator. Border Gateway menggunakan
firewall untuk menjaga keamanan agar jaringan local operator tidak dapat
mengakses sembarang jaringan. Apabila firewall dapat ditembus maka pihak
operator dari jaringan lain dapat mengakses operator yang terhubung. Border
Gateway juga dapat menyadap aliran data yang lewat antar operator.
e. Keamanan antara GGSN
dan jaringan luar (Internet).
Penyerang yang ada pada bagian ini adalah pihak-pihak
yang ada di internet. Melalui jaringan internet penyerang dapat dengan mudah
merusak GGSN dengan melakukan DDoS. DDoS akan melakukan pengiriman data dalam
jumlah yang sangat besar dan dalam waktu yang bersamaan sehingga membuat
jaringan collaps. Adapaun metode yang digunakan untuk keamanan pada GGSN yaitu
dengan menggunakan firewall. Tetapi dalam hal ini firewall tidak dapat bekerja
dengan baik karena dapat ditembus dengan mudah oleh penyerang.
f. Keamanan jaringan
GPRS secara umum
Yang dimaksud kemanan jaringan secara umum di sini adalah
masalah keamanan dari jaringan GPRS dipandang secara menyeluruh tidak per
bagian-bagian. Sebagai contoh, penyerang dari dalam jaringan GPRS, akan susah
dilacak keberadaannya. Walaupun data-data MS (nomor IMEI, data SIM Card) telah
dicatat, penyerang dapat dengan mudah mengganti MS. Selain itu penyerang dapat
dengan mudah berpindah-pindah tempat.
Dengan
adanya penyerangan ini, pihak yang diserang akan merasa dirugikan karena akan
membayar tagihan internet dari traffic yang tidak dipakainya. Teknik ini bisa
dilakukan oleh subscriber lain dengan melakukan ping ke alamat IP pihak yang
diserang. Pihak yang diserang akan me-replay ping tersebut dan akan terkena
biaya penggunaan traffic. Untuk mendapatkan alamat IP tersebut penyerang bisa
melakukan mass scanning pada alamat-alamat IP yang diperkirakan dipakai oleh
pengguna lain. Pengguna akan dianggap sebagai satu LAN (Local Area Network)
oleh pengguna lain. Hal ini akan berbahaya bila antar pengguna tidak ada firewall
yang menghalangi koneksi langsung antar pengguna. Dengan memasuki lubang
keamanan system opersi penyerang bisa mengontrol komputer korban selama korban
terkoneksi ke jaringan GPRS.
Metode Mengamankan
Jaringan GPRS
Di bawah ini beberapa
metode yang dilakukan untuk mengamankan jaringan GPRS.
Firewall
Firewall
adalah suatu program yang dijalankan di gateway yang bertugas memeriksa setiap
paket data yang lewat kemudian membandingkannya dengan rule yang ditetapkan.
Paket data tersebut akan diteruskan apabila paket data yang diperiksa aman.
Firewall ini bertugas untuk melindungi jaringan internal dari serangan/ancaman
dari luar.
Firewall
juga diletakkan di BG yang menghubungkan antara dua jaringan operator. Firewall
ini digunakan untuk melindungi jaringan GPRS, dari traffic yang bisa
membahayakan salah jaringan tersebut. Selain itu firewall digunakan untuk
mencegah pengaksesan komputer pengguna yang satu dengan yang lain. Traffic dari
pengguna yang satu yang diarahkan ke pengguna yang lain akan dimatikan oleh firewall.
Firewall Antara GGSN
dengan Jaringan Internet
Dengan
melakukan koneksi ke jaringan GPRS, MS akan mendapatkan alamat IP dynamic yang
merupakan alamat IP internal jaringan GPRS. Untuk memastikan apakah firewall
tersebut bekerja dengan baik atau tidak adalah dengan melihat alamat IP yang
dipakai pada saat browsing. Apabila IP yang di dapat berbeda dengan alamat IP
dynamic yang ada pada MS, maka firewall antara GGSN dengan jaringan internet
berjalan dengan baik. Dengan ini jaringan internet di luar tidak bisa mengenali
alamat IP internal yang dipakai untuk melakukan koneksi.
Firewall Antar Pengguna
Dalam
metode keamanan firewall antar pengguna, ini berarti melakukan koneksi antara
beberapa MS. Dalam melakukan koneksi antar pengguna, MS yang kedua akan mendapatkan
IP internal yang baru. Dengan melakukan pengiriman data melalui perintah ping
dari MS 1 ke MS lain yang berada dalam keadaan idle, maka akan terlihat jelas
perbedaan antara data sebelum dan sesudah adanya ping. Disini dapat dilihat
bahwa MS kedua yang tadinya dalam keadaan idle merespon ping tersebut dan
akhirnya terjadinya lonjakan data. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
lobang keamanan yang dapat dijelajahi (dieksploitasi) oleh pengguna lain, yaitu
bias mengirim data ke MS lain yang terhubung ke jaringan GPRS.
Dengan
cara mem-ping range IP dynamic yang disediakan bagi pengguna, penyerang bisa
melakukan scanning alamat IP yang sedang online. Kemudian penyerang bisa
mengirimkan paket-paket yang besar ke MS yang ditemuinya. Hal ini bisa membuat
MS lain menjadi crash, yang dapat menyebabkan biaya internet menjadi mahal
karena tidak dihitung berdasarkan banyaknya data yang diterima.
Cara
lain yang dilakukan untuk melakukan koneksi antar MS selain dengan perintah
ping, yaitu dengan cara mengakses port-port tertentu. Apabila akses yang
dilakukan berhasil, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada firewall yang
menghalangi pengiriman data antar pengguna. Dengan ini penyerang bisa melakukan
scanning port pada MS yang ditemuinya dan penyerang dengan mudah melakukan
eksploitasi.
Virtual Private Network
(VPN)
VPN
adalah suatu teknik untuk membuat jalur komunikasi lebih aman dan privasi
terjaga. Dengan adanya VPN jaringan akan
seperti jaringan private, walaupun jalur yang dipakai untuk koneksi adalah jaringan
public (internet). Data yang lewat jaringan VPN pertama kali dienkripsi
terlebih dahulu baru kemudian didekripsi pada sisi penerima. Pada jaringan
GPRS, VPN digunakan untuk mengamankan data dari MS ke jaringan GPRS. Dengan
adanya VPN data dari/ke MS akan lebih aman karena selama transfer, data selalu dalam keadaan
terenkripsi. Selain itu VPN digunakan antara GGSN dan Corporate IP Network.
Bab
III
KESIMPULAN
GPRS
adalah teknologi yang digunakan untuk komunikasi data dalam jaringan GSM dengan
menggunakan teknologi Mobile IP. GPRS
mempunyai kecepatan transef data yang tergolong tinggi. Namun dalam
melakukan transfer data melalui jaringan GPRS, keamanan menjadi prioritas yang
paling penting. Dalam hal ini keamanan yang harus dijaga adalah :
1. confidentialyti (keamanan data)
2. integrity (keutuhan data)
3. availability (data harus dapat
diakses).
Adapun
masalah keamanan yang sering terjadi dalam jaringan ini, seperti keamanan pada
Mobile Station (MS). Masalah-masalah yang sering terjadi misalnya
peng-clonning-an pada SIM Card dan GSM jamming. Dengan melakukan
peng-clonningan SIM Card maka data-data pemilik SIM Card akan diambil alih oleh
pihak yang mengambilnya, selain itu pihak tersebut dapat melakukan koneksi GPRS
secara gratis. Dan apabila terjadi aksi GSM Jamming disuatu tempat, maka GPRS
tidak dapat berfungsi (si pengguna tidak bisa melakukan koneksi GPRS karena
sinyalnya kacau ). Beberapa hal ini dapat merugikan si pengguna jaringan GPRS.
Adapun
metode penyerangan yang sering terjadi dilakukan oleh penyerang di dalam
jaringan GPRS yaitu
1. Pencurian,
2. DoS (yang bisa membuat crash jaringan),
dan
3. Eavesdropping (menyadap aliran data).
Untuk
mengatasi masalah keamanan diatas, maka digunakan metode pengamanan seperti
firewall dan VPN. Namun dari beberapa metode pengamanan yang ada, dapat dilihat
bahwa metode-metode tersebut belum dapat menjaga keamanan jaringan dengan
sempurna. Hal ini dikarenakan Firewall tersebut tidak berjalan dengan baik.
Karena pada saat melakukan transfer paket data antara MS 1 dengan MS yang lain,
paket data tersebut dapat dengan mudah di kirim ke pengguna lain yang sedang
online lewat jaringan GPRS dengan menggunakan perintah ping dan dengan membuka
port-port tertentu. Apabila terdapat lubang pada system operasi maka penyerang
dengan mudah mengeksploitasi MS tersebut.
Daftar
Pustaka
Andersson, Cristoffer,
GPRS and 3G Wireless Applications: Professional Developer's Guide, John Wiley
& Sons, 2001.
Arehart, Charles,
et.al., Professional WAP, Wrox Press, Birminghamn, UK, 2000
Buckingham, Simon,
“Success 4 SMS” White Paper, www.yes2sms.com, 2001
Dornan, Andy, The
Essential Guide to Wireless Communication Applications, Prentice Hall Inc., NJ,
2001.
Eriksson, Hans-Erik dan
Magnus Penker, UML Toolkit, John Wiley & Sons, Inc., 1998.
Heywood, Drew,
Microsoft TCP/IP: Konsep dan Penerapan, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1997.
Logica Mobile Networks, Why SMS if We Have
GPRS, www.logica.com/telecom, ireland, 2001.
Ray, Bill, et.al.,
Professional Java Mobile Programming, Wrox Press Inc., 2001.
Sigit Haryadi, Jaringan
Telekomunikasi, Dete Elan Kreasi, Bandung, 1994.
Tanenbaum, Andrew S.,
Jaringan Komputer, Prenhallindo, Jakarta, 1997.
www.gsmworld.com
www.gprsworld.com
www.wirelessdevnet.com
www.wapforum.org
http://budi.insan.co.id/
http://www.elektroindonesia.com/elektro/tel33a.html
http://www.sourceo2.com/O2_Developers/O2_technologies/GPRS/default.htm
http://www.interdimension.org/sim_card_cloning/